Anak mengamuk di taman, pesta ulang tahun, atau di mal merupakan hal biasa dan orang tua mereka yang malu mencoba mengendalikannya dengan nada tegas.

Tantrum selalu diartikan sebagai perilaku yang buruk, padahal tidak selalu demikian.

Tantrum adalah bagian penting dari perkembangan anak yang datang dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Tantrum pada anak di bawah lima tahun atau balita sama halnya dengan keluhan atau pelampiasan amarah ketika seseorang frustrasi.

Tantrum adalah respons terhadap emosi kuat tiba-tiba yang dirasakan anak, baik itu kemarahan, frustrasi, ketakutan, atau kesedihan.

Mereka tidak tahu bagaimana mengatasinya sehingga mereka meledak dengan menangis, berteriak, jatuh, menendang atau membenturkan sesuatu.

Ini adalah perilaku yang benar-benar normal, meskipun mungkin tampak tidak dapat diterima atau tidak sopan dari sudut pandang orang tua.

Tantrum paling sering terjadi pada balita karena keterampilan sosial dan emosional mereka baru mulai berkembang, karena itu mereka sering tidak memiliki kosakata untuk mengkomunikasikan perasaan.

Terkadang mereka tidak dapat mengelola emosi karena sebagian dari mereka menginginkan kemandirian dan eksplorasi pada usia ini, tetapi mereka juga takut berpisah dari orang tua.

Penting untuk dicatat bahwa seorang balita masih belajar untuk memahami lingkungan dan mereka berharap bahwa tindakan mereka dapat mengubah apa yang terjadi di sekitar mereka.

Tantrum adalah tahap perkembangan penting bagi anak-anak karena menunjukkan bahwa mereka bereaksi, merespons, dan berinteraksi lebih banyak dengan dunia di sekitar mereka, serta dengan emosi, pikiran, dan perasaan mereka sendiri.

Mereka mencoba mempelajari cara melakukannya, dan mungkin sering kali tidak dapat melakukannya dengan cara terbaik yang mengakibatkan frustrasi dan kemarahan.

Tahap ini sangat penting karena menetapkan preseden bagaimana mereka akan mengelola situasi sulit sepanjang hidup mereka.

Tapi ini bukan berarti orang tua harus mengabaikan amukan mereka.

Anggap itu sebagai proses dan ajari mereka cara mengelola emosi mereka yang sulit.

Ini dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan mereka sebagai orang dewasa kelak.

Berikut adalah beberapa tips efektif yang dapat membantu menangani amukan anak dengan cara yang akan jauh lebih damai bagi anak.

1.

Jangan kehilangan ketenangan Jika marah atau frustrasi dengan anak setiap kali mereka mengamuk dan merespons dengan berteriak atau mengancam, itu hanya akan memperburuk perilaku mereka.

Anak-anak seringkali tidak mampu menangani emosi yang mereka rasakan, jadi jangan biarkan mereka sendirian dan duduk bersama mereka saat mereka melewatinya.

2.

Jangan menghukum Tantrum adalah perilaku yang ingin dan harus dihindari oleh orang tua, tetapi menghukum anak mengajarkan mereka bahwa mereka tidak dapat mempercayai orang tua untuk membantu mereka ketika merasa seperti ini.

Mereka mungkin merasa bahwa orang tua tidak memahami situasi mereka dan mereka mungkin merasa sendirian.

Ini dapat memiliki efek negatif pada anak saat mereka tumbuh.

3.

Selalu bicarakan nanti Tidak ada gunanya ngomel saat anak berada dalam gejolak emosi.

Setelah badai mereda, inilah saatnya untuk membicarakan apa yang terjadi, dengan cara yang nyaman dan tidak konfrontatif.

Sangat penting bagi mereka untuk memproses emosi mereka dan mencoba memahaminya, jadi diskusikan dengan istilah yang sangat sederhana.

4.

Tunjukkan cinta Setelah anak tenang dan orang tua telah mendiskusikan mengapa tantrum terjadi, akhiri dengan nada positif dengan memeluk anak dan memberi tahu mereka bahwa Anda mencintai mereka.

Ini seperti hadiah untuk terlibat dalam komunikasi yang sehat, menetapkan prioritas yang baik untuk mengelola emosi saat mereka tumbuh.

5.

Ajari mereka kosa kata Ketika berbicara tentang episode amukan, ajari anak untuk menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan emosi atau keinginan, apa yang perlu mereka katakan saat merasa seperti ini, alih-alih mengamuk.

TIMES OF INDIA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *