Kehilangan nafsu makan tak hanya masalah suasana hati, tapi juga menandakan masalah kesehatan.

Mengutip Men’s Health, orang yang kehilangan nafsu makan misalnya, tersebab kakeksia efek penyakit yang sudah terlalu lama yang berakibat tubuh kurus.

Ada pula kondisi anoreksia kehilangan nafsu makan karena kehilangan selera.

Mengutip Medical News Today, biasanya nafsu makan berkurang tersebab infeksi virus maupun bakteri yang menyebabkan flu.

Orang yang mengalami luka di kulitnya juga akan kehilangan nafsu makan, karena merasa tak nyaman.

Berbagai kondisi gangguan kesehatan yang umum menyebabkan kehilangan nafsu makan, yaitu flu, demam, infeksi bakteri atau virus, gangguan pernapasan, sembelit, sakit perut, masalah pernapasan, asam lambung, keracunan makanan alergi, dan ketakseimbangan hormon.

Efek samping obat, alkohol atau penggunaan narkoba juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan.

Sebagian obat-obatan menimbulkan efek samping, seperti masalah usus dan lambung yang berakibat mual, sakit perut, atau diare.

Masalah ini menyebabkan kehilangan selera makan.

Merujuk Healthline, obat-obatan keras seperti kodein dan morfin, dan beberapa antibiotik akan mengurangi nafsu makan.

Mengutip Harvard Health, stres dan kecemasan menyebabkan kehilangan nafsu makan.

Stres menyebabkan tubuh melepaskan hormon epinefrin atau adrenalin yang menyebabkan nafsu makan berkurang.

Tap jika stres terus-menerus, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang meningkatkan nafsu makan.

Orang yang mengalami kondisi stres ini terkadang cenderung memikirkan penyebab stresnya, sehingga tidak memikirkan makan.

Kehilangan nafsu makan juga kemungkinan dipengaruhi penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Itu menyebabkan tidak enak badan dan sakit perut.

Kondisi medis menyebabkan hilangnya nafsu makan, karena kondisi pencernaan, seperti sindrom iritasi usus besar dan radang usus kronis atau crohn, penyakit hati atau ginjal, dan kadar kalsium tinggi dalam darah.

Nafsu makan juga berkurang tersebab kondisi medis akibat HIV dan AIDS, tiroid kurang aktif atau pun tiroid yang terlalu aktif, gagal jantung, dan kanker perut atau usus besar.

M.

RIZQI AKBAR Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *