Mati rasa adalah kondisi dimana hilangnya rasa atau sensasi di suatu area tubuh, entah di seluruh atau sebagian tubuh.

Mati rasa umumnya mempengaruhi saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang, yang biasanya menyebabkan kurangnya sensasi di lengan, kaki, tangan dan kaki.

Dilansir dari healthline, penyebab mati rasa dan kesemutan dapat dikarenakan terlalu lama duduk dalam satu posisi, gigitan serangga atau multiple sclerosis.

Istilah medis untuk mati rasa dan kesemutan adalah paresthesia.

Banyak hal yang menyebabkan mati rasa dan kesemutan, termasuk duduk dengan menyilangkan kaki atau tertidur di lengan.

Terkadang mati rasa dan kesemutan tetap ada tanpa ada penyebab yang jelas.

Kemungkinan itu menjadi gejala suatu kondisi, seperti multiple sclerosis, atau cedera.

Kemungkinan penyebab mati rasa dan kesemutan sangat banyak, termasuk gigitan serangga atau hewan, merkuri dan racun lain yang ditemukan dalam makanan laut, kadar vitamin B12, kalium, kalsium, atau natrium yang sangat rendah, terapi radiasi dan konsumsi obat-obatan, terutama kemoterapi.

Kadang cedera tertentu dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, seperti cedera saraf di leher atau herniasi diskus di tulang belakang.

Setiap orang dapat mengalami mati rasa dan kesemutan pada suatu kesempatan.

Ini sesuatu yang umum yang dapat dirasakan siapa saja, entah karena berdiri setelah duduk dalam satu posisi untuk waktu yang lama.

Biasanya sembuh dalam beberapa menit.

Namun hal itu harus dikonsultasikan pada dokter apabila mengalami mati rasa terlalu sering tanpa disertai penyebab yang jelas, pusing, kejang otot dan ruam.

Dalam beberapa kasus, perasaan mati rasa dan kesemutan dapat mengindikasikan cedera serius atau kondisi medis.

Dapatkan perawatan medis bila mengalami: 1.

Cedera pada punggung, leher, atau kepala 2.

Ketidakmampuan untuk berjalan atau bergerak 3.

Perasaan lemah atau sakit parah 4.

Kehilangan kendali atas usus atau kandung kemih 5.

Kehilangan kesadaran, meskipun hanya untuk waktu yang singkat 6.

Kebingungan atau kesulitan berpikir jernih 7.

Bicara cadel 8.

Masalah penglihatan Perlu diingat, bila mengalami mati rasa dan kesemutan, kemungkinan seseorang juga mengalami penurunan rasa di daerah yang terkena.

Karena itu, seseorang cenderung tidak merasakan perubahan suhu atau rasa sakit.

Artinya mungkin menyentuh sesuatu saat mati rasa pun tidak akan disadari, baik itu sesuatu yang tajam maupun panas.

Pastikan mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari luka bakar dan cedera tak disengaja lainnya.

ANNISA FIRDAUSI Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *